Google: Aplikasi Komputasi Kuantum Siap Hadir dalam 5 Tahun!

Kepala divisi kuantum Google, Hartmut Neven, menyatakan bahwa aplikasi komputasi kuantum dalam kehidupan nyata dapat terwujud dalam waktu lima tahun ke depan. Pernyataan ini kontras dengan pendapat CEO Nvidia, Jensen Huang, yang sebelumnya menyebutkan bahwa penggunaan praktis dari komputasi kuantum masih sekitar dua dekade lagi. Pernyataan berbeda ini menimbulkan pertanyaan tentang siapa yang lebih akurat dalam memprediksi masa depan teknologi yang masih dalam tahap berkembang ini.

Salah satu alasan Huang skeptis adalah keterbatasan jumlah “qubit” yang diperlukan untuk menjalankan komputasi kuantum secara efektif. Menurutnya, sistem kuantum saat ini masih kekurangan qubit sebanyak lima hingga enam urutan magnitudo. Penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak qubit yang ada, semakin sedikit kesalahan yang terjadi, sehingga menghasilkan komputer kuantum yang lebih akurat.

Qubit, atau bit kuantum, memiliki perbedaan mendasar dari bit biner yang digunakan di komputer tradisional. Sementara bit biner hanya dapat mengkodekan satu status, qubit dapat menyimpan lebih banyak data sekaligus. Namun, pengoperasian qubit tidak semudah itu. Setiap kali komputasi dijalankan, ada satu dari seribu qubit yang tidak berfungsi dengan baik dan dapat menyebabkan hasil yang salah.

Masalah ini mirip dengan tantangan yang dihadapi oleh komputer konvensional di masa lalu. Contohnya, komputer ENIAC menggunakan lebih dari 17.000 tabung vakum, yang sering mengalami kegagalan dan menghasilkan kesalahan. Solusinya pada waktu itu adalah mengganti tabung vakum dengan transistor silikon yang memiliki tingkat kegagalan yang jauh lebih rendah. Namun, untuk komputasi kuantum, membangun qubit dari bahan lain tidak memungkinkan. Oleh karena itu, peneliti harus mencari cara untuk memanfaatkan qubit sesuai dengan sifat kuantumnya.

Dalam konteks ini, Neven menggarisbawahi pentingnya meningkatkan jumlah qubit untuk mengurangi tingkat kesalahan. Tahun lalu, Google menggunakan chip kuantum Willow-nya untuk menunjukkan bahwa lebih banyak qubit berkontribusi pada lebih sedikit kesalahan. Ini dicapai dengan menciptakan qubit mega dari beberapa qubit fisik yang berbagi data yang sama. Dengan cara ini, jika satu qubit gagal, qubit lainnya dapat membantu menjaga kestabilan hasil.

Meskipun peningkatan jumlah qubit diinginkan, tantangan tetap ada. Qubit saat ini sering mengalami kegagalan, dan untuk mencapai tingkat akurasi yang tinggi, sejumlah besar qubit diperlukan. Huang berpendapat bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan jumlah yang diperlukan bisa mencapai 20 tahun, sedangkan Neven optimis bahwa pencapaian itu dapat direalisasikan dalam lima tahun.

Pertanyaan yang muncul adalah apakah Google memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang teknologi ini dibandingkan Nvidia, atau apakah ini hanya merupakan persaingan yang bersahabat di antara dua raksasa teknologi. Mungkin Neven berupaya meningkatkan nilai saham komputasi kuantum setelah pernyataan Huang yang menyebabkan kerugian sekitar 8 miliar dolar bulan lalu.

Bila terobosan dalam komputasi kuantum terjadi, Google berencana menggunakan teknologi ini untuk berbagai aplikasi, seperti pengembangan baterai yang lebih baik untuk mobil listrik, pengembangan obat-obatan baru, dan bahkan menciptakan alternatif energi baru. Klaim bahwa proyek-proyek seperti ini bisa menjadi mungkin dalam waktu lima tahun mungkin terdengar ambisius, tetapi perkembangan di bidang ini akan sangat menarik untuk disaksikan dalam waktu dekat. Seiring berjalannya waktu, kita akan melihat siapa yang benar dalam prediksi mereka—apakah Neven atau Huang.

Exit mobile version