
Qualcomm, perusahaan teknologi terkemuka di bidang chip semikonduktor, baru saja melaporkan pencapaian yang luar biasa pada kuartal pertama fiscal year 2025, dengan pendapatan mencapai $11,67 miliar. Ini menjadi rekor baru bagi perusahaan tersebut. Kenaikan yang signifikan ini didorong oleh peluncuran smartphone terbaru, termasuk Galaxy S25 yang dibekali dengan teknologi Snapdragon 8 Elite, yang membantu meningkatkan permintaan terhadap produk handset.
Dalam panggilan earnings call, CEO Qualcomm, Cristiano Amon, menyatakan bahwa pencapaian pendapatan ini mencerminkan kekuatan teknologi, roadmap produk, dan permintaan dari pelanggan. Menariknya, sektor handset menjadi sumber pendapatan terbesar dengan kontribusi sekitar $7,57 miliar, meski kenaikan terbesar terjadi di sektor otomotif yang meningkat 61% dari tahun sebelumnya. Penyebab utama dari pertumbuhan ini adalah tingginya permintaan konsumen untuk smartphone flagship yang baru diluncurkan, termasuk Galaxy S25.
Berdasarkan keterangan COO Qualcomm, Akash Palkhiwala, pertumbuhan 13% dalam pendapatan handset tidak terlepas dari keberhasilan Samsung dalam meraih pangsa pasar global dengan perangkat Galaxy S25. Dalam langkah strategis ke depan, Amon juga mengungkapkan optimisme perusahaan akan potensi pertumbuhan di bidang AI yang canggih, yang ditunjukkan melalui demonstrasi DeepSeek AI yang menarik perhatian.
Selain pendapatan dari handset, Qualcomm mencatat kenaikan yang signifikan di sektor otomotif, yang menyumbang sekitar $961 juta, dan juga sektor Internet of Things (IoT) yang tumbuh 36% menjadi $1,5 miliar. Qualcomm baru-baru ini mengumumkan kemitraan dengan Amazon di CES 2025 untuk menciptakan pengalaman mobil yang didukung oleh Large Language Models (LLM),yang menunjukkan bahwa perusahaan ini semakin memperluas jangkauan inovasinya di luar smartphone.
Berikut adalah beberapa data penting terkait pencapaian Qualcomm:
1. Pendapatan kuartal pertama fiscal year 2025 mencapai $11,67 miliar.
2. Pendapatan dari handset berkontribusi sekitar $7,57 miliar.
3. Sektor otomotif mengalami pertumbuhan 61%, sementara IoT tumbuh 36%.
4. Peluncuran Galaxy S25 menjadi faktor utama dalam peningkatan permintaan.
Qualcomm juga membahas prospek untuk masa depan, termasuk perkiraan pendapatan non-handset sebesar $22 miliar pada tahun 2029, yang menunjukkan bahwa perusahaan semakin berupaya untuk mengurangi ketergantungan pada bisnis smartphone saja. Dalam konteks ini, Amon mengungkapkan keyakinannya bahwa kami berada pada awal titik perubahan untuk kacamata pintar yang tetap relevan di pasar.
Walaupun pencapaian di kuartal pertama sangat menggembirakan, Qualcomm juga harus bersiap menghadapi tantangan di kuartal mendatang. CEO Amon memperingatkan bahwa pendapatan dari sektor handset dipatok akan mengalami penurunan, terutama karena persaingan ketat dari penjualan iPhone yang kuat. Prediksi untuk Q2FY2025 menunjukkan potensi penurunan pendapatan dari $10 miliar menjadi serendah $8,9 miliar.
Namun, Qualcomm bisa bernafas lega karena baru-baru ini Arm, yang sempat berencana untuk menghentikan perjanjian lisensi arsitektur dengan Qualcomm, telah menarik keputusan tersebut. Hal ini akan melindungi Qualcomm dalam penjualan CPU Oryon yang telah dikustomisasi, menjaga stabilitas pendapatannya di masa mendatang.
Dengan demikian, meskipun ada tantangan di depan, Qualcomm akan terus bekerja untuk berinovasi dan mempertahankan posisinya sebagai pemimpin dalam industri ini. Potensi pertumbuhan di sektor AI dan otomotif, serta keberhasilan produk terbaru mereka, menjadi fondasi yang kuat untuk masa depan perusahaan.