FTC Ambil Langkah Balikkan Pembatasan Dewan Chevron, Exxon

Komisi Perdagangan Federal AS (FTC) mengambil langkah penting menuju kemungkinan pembalikan larangan terhadap beberapa eksekutif minyak untuk bergabung dengan dewan direksi Chevron dan Exxon Mobil. Tindakan ini muncul sebagai respons terhadap petisi yang diajukan oleh mantan CEO Pioneer Natural Resources, Scott Sheffield, serta para pemimpin dari Chevron dan Hess Corporation. Dalam perkembangan ini, FTC memohon komentar publik terkait permohonan tersebut yang dapat berimplikasi besar bagi industri energi.

Chevron dan Exxon masing-masing setuju untuk membatasi keanggotaan dewan mereka sebagai syarat untuk memperoleh dua perusahaan penghasil minyak lainnya. Exxon, yang mengakuisisi Pioneer dengan transaksi senilai $59,5 miliar tahun lalu, sepakat untuk melarang Scott Sheffield masuk ke dewan direksinya. Sementara itu, Chevron, yang sedang dalam proses akuisisi Hess senilai $53 miliar, juga sepakat untuk menjaga CEO Hess, John Hess, tetap terpisah dari dewan mereka. Ketentuan ini ditetapkan sebagai bentuk pengawasan terkait dugaan koordinasi yang mungkin terjadi dengan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Pernyataan dari Chevron menunjukkan betapa pentingnya pengalaman dan hubungan yang dimiliki John Hess dalam industri minyak, di mana seorang juru bicara Chevron mengatakan, “Bapak Hess adalah seorang pemimpin industri yang sangat dihormati, dan dewan kami akan mendapatkan manfaat dari pengalaman global, hubungan, dan keahlian yang dimilikinya.” Pernyataan ini menyoroti harapan Chevron bahwa pembalikan larangan tersebut akan memperkuat posisinya di pasar global energi.

Namun, tuduhan terhadap Hess dan Sheffield telah dibantah oleh kedua belah pihak. Seorang juru bicara dari Hess Corporation menegaskan bahwa segudang kekhawatiran yang diangkat oleh FTC adalah “sepenuhnya tidak berdasar.” Bantahan ini menunjukkan adanya ketegangan yang mendasari keputusan FTC dan keinginan para pemimpin industri untuk dipertimbangkan kembali.

Kedua kesepakatan akuisisi tersebut sebelumnya mendapatkan persetujuan FTC yang dipimpin oleh Ketua Lina Khan, tetapi dengan syarat bahwa Hess dan Sheffield dilarang dari dewan sebagai upaya untuk menghindari dugaan kolusi yang dapat merugikan pasar minyak global. Namun, saat itu, dua komisaris FTC, Andrew Ferguson dan Melissa Holyoak, menolak perjanjian tersebut, dengan alasan bahwa langkah tersebut melampaui wewenang agensi.

Proses akuisisi Hess oleh Chevron saat ini masih terhambat oleh prosedur arbitrase yang berkaitan dengan hak-hak prapembelian yang berpotensi berlaku atas saham Hess di blok Stabroek yang kaya minyak di Guyana. Situasi ini menambah kompleksitas pada dinamika di antara raksasa minyak AS tersebut, di mana keputusan FTC untuk mengundang komentar publik dapat berujung pada perubahan signifikan di industri.

Adanya kemungkinan pembalikan larangan ini juga dapat memengaruhi kebijakan dan strategi perusahaan dalam menghadapi tantangan pasar minyak global. Dengan harga minyak yang fluktuatif dan tekanan berkelanjutan dari pendorong lingkungan, seperti perubahan iklim dan transisi energi, peran eksekutif berpengalaman seperti Hess dan Sheffield dianggap krusial untuk navigasi yang lebih baik ke depan.

Dengan langkah FTC ini, industri minyak dan gas, serta para pemangku kepentingan lainnya, kini menantikan hasil dari proses komentar publik dan dampaknya terhadap keseluruhan ekosistem energi. Jika larangan tersebut berhasil dibalik, bisa jadi akan terjadi perubahan besar dalam struktur kepemimpinan dan strategi bisnis yang diusung oleh Chevron dan Exxon ke depan. Para pengamat industri terus memantau perkembangan ini dengan seksama, mengingat implikasinya bagi future landscape energi global.

Berita Terkait

Back to top button