
Manchester City mengalami kekalahan mengejutkan 2-3 di tangan Real Madrid pada leg pertama babak 16 besar Liga Champions UEFA yang berlangsung di Etihad Stadium. Pertandingan ini menjadi tekanan besar bagi harapan City untuk melanjutkan perjalanan di kompetisi elit Eropa ini. Meskipun City sempat unggul dua kali, performa solid Los Blancos berhasil membalikkan keadaan dan meninggalkan markas City dengan kemenangan.
Dari analisis pertandingan tersebut, ada beberapa hal penting yang dapat dipetik. Berikut adalah lima hal yang dipelajari dari laga ketat ini:
Performa Gemilang Erling Haaland
Striker Manchester City, Erling Haaland, menunjukkan performa yang sangat baik dengan mencetak dua gol. Gol pertamanya terjadi setelah umpan cerdik dari Jack Grealish dan Josko Gvardiol, yang memperlihatkan kemampuan Haaland dalam mencari ruang di belakang para bek. Namun, meskipun ia mencetak gol, City belum mampu memanfaatkan peluang lain di mana Haaland sering kali berada di posisi strategis. Kerja samanya dengan Kevin De Bruyne kurang optimal, mengingat De Bruyne lebih fokus untuk mengatur permainan ketimbang memberikan umpan langsung kepada Haaland.Potensi Josko Gvardiol
Josko Gvardiol menunjukkan kemampuannya dalam permainan ini, terutama saat membantu tim menyerang dari posisi bek kiri. Meskipun City mengalami banyak tekanan, Gvardiol berhasil melewati penjagaan lawan dan memberikan assist untuk gol pertama Haaland. Beban pasca cedera Grealish membuat Gvardiol harus lebih berhati-hati dalam menyerang, namun ia tetap menjadi salah satu yang paling menonjol di lapangan.Kepemimpinan Pep Guardiola yang Berubah
Manajer City, Pep Guardiola, memulai pertandingan dengan strategi pertahanan yang tidak biasa, menggunakan lima bek. Meskipun awalnya tampak menguntungkan, ketidaksiapan ini membuat City mudah dieksploitasi oleh serangan Madrid. Setelah beberapa pergantian pemain akibat cedera, Guardiola gagal memperbaiki situasi, dan keputusan substitusinya di akhir pertandingan menjadi faktor kunci kekalahan timnya.Kesalahan Krusial dari Ederson
Kiper Manchester City, Ederson, yang seharusnya menjadi benteng terakhir tim, justru melakukan beberapa kesalahan yang menyebabkan gol bagi Real Madrid. Clearance buruknya menjadi penyebab gol dari Brahim Diaz, dan ketidakmampuannya mengantisipasi lob dari Vinicius Junior berujung pada gol kemenangan Bellingham. Momen-momen ini menunjukkan bahwa meskipun Ederson melakukan beberapa penyelamatan penting, ia juga harus bertanggung jawab atas dua dari tiga gol yang tercipta.- Kecenderungan City untuk Mengulang Kesalahan
Kekalahan ini menyoroti kecenderungan Manchester City untuk kehilangan kontrol setelah unggul. Di pertandingan sebelumnya di kompetisi Eropa, mereka sering kali membiarkan tim lawan kembali ke dalam permainan setelah memimpin. Keberhasilan Madrid dalam memanfaatkan kelemahan ini menegaskan betapa pentingnya bagi City untuk belajar dari kesalahan masa lalu agar tidak terjebak dalam pola yang sama.
Dengan hasil ini, City kini harus berjuang ekstra di leg kedua di Santiago Bernabeu untuk memiliki kesempatan lolos ke babak selanjutnya. Meskipun unggul dalam kualitas pemain, tekanan di markas Madrid akan menjadi tantangan besar. Mengingat penampilan mereka yang fluktuatif, City harus segera menemukan kembali kepercayaan diri dan strategi yang efektif agar dapat membalikkan situasi di leg kedua ini. Pertandingan mendatang ini menjadi crucial bagi perjalanan mereka di Liga Champions musim ini.