
Pada tanggal 14 April 2025, dunia terpesona oleh perjalanan luar angkasa yang dijalani penyanyi ternama Katy Perry bersama enam wanita lainnya. Perjalanan yang dilakukan dengan menggunakan pesawat Blue Origin, milik miliarder Jeff Bezos, berlangsung kurang dari 11 menit. Keberangkatan tersebut menjadi sorotan publik karena diisi oleh nama-nama terkenal, termasuk Gayle King, Lauren Sánchez, serta ilmuwan dan aktivis seperti Aisha Bowe, Kerianne Flynn, dan Amanda Nguyen.
Momen tersebut bukan saja menandai sebuah keberhasilan dalam teknologi penerbangan luar angkasa, tetapi juga menarik perhatian tentang biaya tiket yang sangat fantastis. Meskipun harga pasti tiket tidak dipublikasikan, lelang untuk kursi pada penerbangan berawak pertama Blue Origin pada tahun 2021 mencapai angka yang mencengangkan, yaitu sekitar US$28 juta, atau setara dengan Rp470 miliar. Angka ini menggambarkan betapa mahalnya pengalaman untuk menjelajah ke luar angkasa.
Blue Origin, dalam pernyataannya melalui juru bicara Bill Kircos, menyatakan bahwa sebagian penumpang pada penerbangan kali ini terbang dengan biaya yang ditanggung pihak lain, sementara sumber biaya bagi penumpang lain tetap belum terungkap. “Kami tidak bisa menyebutkan siapa yang membayar tiket tersebut,” ujarnya. Hal ini menambah ketertarikan masyarakat terhadap bagaimana proses pemesanan dan pembayaran tiket pesawat luar angkasa yang dikelola oleh perusahaan tersebut.
Sementara itu, dalam kompetisi penerbangan luar angkasa komersial, pesaing utama Blue Origin, Virgin Galactic, menawarkan tiket berkisar antara US$200.000 hingga US$450.000. Meskipun informasi mengenai harga tiket Blue Origin menjadi misteri, registrasi bagi calon penumpang terbuka lebar. Mereka diharuskan mengisi formulir dengan informasi pribadi dan menjelaskan keinginan untuk terbang dalam 500 kata atau kurang, serta membayar uang muka yang dapat dikembalikan sebesar US$150.000 untuk memulai proses pemesanan.
Sebagai penerbangan luar angkasa berawak kesepuluh dari 31 misi Blue Origin, peluncuran pada bulan April ini patut dicatat sebagai yang pertama di mana semuanya diisi oleh wanita. Ini menjadi catatan penting dalam sejarah penerbangan luar angkasa karena mengingatkan kembali pada momen bersejarah lainnya ketika Valentina Tereshkova menjadi wanita pertama yang terbang ke luar angkasa pada tahun 1963.
Peluncuran ini juga menjadi momen kebangkitan bagi Blue Origin setelah jeda hampir dua tahun akibat kegagalan misi pada tahun 2022. Perusahaan yang didirikan oleh Bezos ini sebelumnya melakukan penerbangan berawak pada Februari 2025, dan kini menandai keberhasilan misi penerbangan ke-11 dengan total 52 orang telah mencapai garis Kármán, batas luar angkasa yang diakui secara internasional.
Perjalanan luar angkasa kini tidak lagi menjadi sesuatu yang hanya bisa diimpikan, tetapi dengan biaya yang sangat tinggi, hanya segelintir orang yang dapat merasakan pengalaman tersebut. Sebagai langkah awal dalam masa depan penerbangan luar angkasa, keberadaan Blue Origin dan Virgin Galactic menunjukkan bahwa eksplorasi luar angkasa dapat menjadi sebuah peluang investasi, meskipun aksesnya masih sangat terbatas.
Dengan teknologi yang terus berkembang dan semakin banyak selebritas terlibat dalam penerbangan luar angkasa, potensi untuk melihat lebih banyak perjalanan ke luar angkasa di masa depan semakin besar. Pada saat yang sama, pertanyaan akan tetap muncul mengenai bagaimana model bisnis ini akan berkembang serta dampaknya terhadap industri pariwisata luar angkasa yang sedang muncul. Walaupun harga tiket pesawat luar angkasa kepada publik masih menjadi misteri, peluncuran ini telah membuat sejarah dan membawa angan-angan manusia untuk menjelajahi langit semakin dekat.