Engie Yakini Permintaan Energi Terbarukan AS Masih Tinggi

Perusahaan energi asal Prancis, Engie, masih melihat adanya minat yang kuat di Amerika Serikat terhadap proyek-proyek energi terbarukan. Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Presiden Eksekutif Engie, Edouard Neviaski, dalam sebuah pernyataan yang disampaikan pada hari Senin. Keberlanjutan proyek energi terbarukan di AS menjadi bagian penting dalam portofolio perusahaan, meskipun terdapat tantangan yang dihadapi dalam pengembangan infrastruktur energi.

Sejak ditandatanganinya Undang-Undang Pengurangan Inflasi dan Undang-Undang Investasi Infrastruktur dan Pekerjaan oleh mantan Presiden Joe Biden, perhatian terhadap sektor energi terbarukan telah meningkat. Namun, baru-baru ini, Presiden Donald Trump mengeluarkan perintah untuk menunda pengeluaran terkait kedua undang-undang tersebut, yang menimbulkan pertanyaan mengenai kesinambungan dukungan untuk pengembangan energi terbarukan.

Engie mencatat keuntungan signifikan dalam kesepakatan pembelian listrik secara global pada tahun 2024, mencapai 4,3 gigawatt. Ini meningkat dari 2,7 gigawatt yang tercatat pada tahun 2023. Dari jumlah tersebut, 1,5 gigawatt dihasilkan di Amerika Serikat yang mencakup delapan proyek berbeda. Neviaski menyatakan, "Ada minat yang kuat di AS untuk jenis kontrak ini. Meskipun masih ada beberapa pertanyaan tentang pengembangan sejumlah proyek terbarukan, minat dari pelanggan tetap cukup tinggi."

Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan situasi saat ini:

  1. Minat Terhadap Energi Terbarukan: Engie melihat bahwa minat terhadap energi terbarukan di AS tetap kuat, meskipun terdapat sejumlah ketidakpastian dalam pengembangan beberapa proyek.

  2. Pertumbuhan PPA: Peningkatan signifikan dalam jumlah kesepakatan pembelian listrik (Power Purchase Agreements, PPA) menunjukkan bahwa sektor energi terbarukan di AS masih memiliki potensi pertumbuhan yang besar.

  3. Proyek Angin dan Matahari: Engie memiliki kapasitas 8 gigawatt dari proyek energi angin dan solar di Amerika Utara, dengan beberapa proyek masih dalam tahap pengembangan. Meskipun ada kendala politik, kebutuhan akan energi terbarukan tetap ada.

  4. Pengembangan Baterai: Neviaski mengharapkan perkembangan lebih lanjut dalam proyek energi terbarukan seperti solar dengan kapasitas baterai yang lebih tinggi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan fleksibilitas energi yang dihasilkan.

  5. Penurunan Biaya Material: Dengan semakin menurunnya biaya material, pengembangan teknologi baterai diperkirakan akan meningkat pesat pada tahun 2025. Neviaski juga menyoroti bahwa pembangunan sumber energi terbarukan berlangsung lebih cepat dari yang diperkirakan.

Meskipun potensi pertumbuhan di sektor energi terbarukan akan lebih besar di beberapa wilayah lain di dunia dalam beberapa tahun mendatang, Engie tetap optimis bahwa Amerika Serikat akan tetap menjadi proporsi yang signifikan dari kesepakatan PPA. Menyikapi situasi ini, Neviaski mengungkapkan bahwa meskipun ada keraguan dalam sektor angin, pengembangan energi terbarukan lainnya, terutama solar, akan terus didorong.

Dengan demikian, minat yang tinggi terhadap proyek energi terbarukan di Amerika Serikat memberikan harapan bagi perusahaan-perusahaan seperti Engie untuk terus berinvestasi dan berkembang meskipun terdapat tantangan politik dan regulasi yang dihadapi. Penekanan pada energi bersih dan keberlanjutan tetap menjadi pilar penting dalam strategi perusahaan, sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan perubahan iklim di tingkat global.

Berita Terkait

Back to top button