
Enam wisatawan asal Rusia meninggal dunia setelah sebuah submarine wisata tenggelam di Laut Merah, dekat kota Hurghada, Mesir. Insiden tragis tersebut terjadi pada pukul 10:00 waktu setempat (08:00 GMT) dan melibatkan kapal selam bernama Sinbad, yang sebelumnya telah beroperasi selama beberapa tahun untuk menawarkan pengalaman menyelam kepada pengunjung. Selain enam korban yang tewas, sebanyak 39 orang berhasil diselamatkan, sementara sembilan lainnya mengalami luka-luka, dengan empat di antaranya dalam kondisi kritis.
Di antara yang meninggal, terdapat dua anak-anak, seperti dilaporkan oleh kantor berita Rusia, Tass, yang mengutip seorang pejabat setempat. Hingga saat ini, pihak berwenang masih melakukan penyelidikan untuk menentukan penyebab pasti dari insiden tersebut. Gubernur Laut Merah, Amr Hanafy, menginformasikan bahwa 45 penumpang di dalam Sinbad berasal dari berbagai negara, termasuk Rusia, India, Norwegia, dan Swedia, dengan lima anggota kru asal Mesir.
Tiga dari enam korban yang kehilangan nyawa adalah pasangan dokter, dan dua putri mereka saat ini masih dirawat di rumah sakit. Sebuah laporan dari Asosiasi Operator Tur Rusia menyebutkan bahwa submarine tersebut diduga menabrak sebuah terumbu karang sehingga kehilangan tekanan pada kedalaman 20 meter (65 kaki). Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai keselamatan kapal selam dan prosedur operasional yang diikuti selama perjalanan.
Dalam beberapa bulan terakhir, insiden ini bukan yang pertama kalinya terjadi di kawasan ini. Sebelumnya, pada bulan November, sebuah kapal wisata terbalik di dekat Marsa Alam, yang mengakibatkan sebelas orang hilang dan diperkirakan telah meninggal. Terjadi peningkatan kepedulian tentang keselamatan kapal wisata di perairan Laut Merah, yang dikenal sebagai salah satu tujuan wisata terpopuler di Mesir.
Sindbad Submarines, perusahaan yang mengelola perjalanan ini, mengklaim bahwa kapal-kapalnya menawarkan penjelajahan yang aman dan menyenangkan untuk melihat terumbu karang di sekitar pantai Hurghada. Namun, pasca insiden ini, reputasi perusahaan dan tingkat kepercayaan penumpang terhadap kapal selam wisata seperti ini dipertanyakan.
Salah satu penumpang yang pernah melakukan perjalanan dengan submarine tersebut, Dr. James Aldridge dari Bristol, memberikan kesaksian bahwa submarine tersebut dalam kondisi baik dan terawat dengan baik. Ia menyebutkan bahwa perjalanan di dalam submarine tersebut dilengkapi dengan briefing keselamatan yang dibacakan dalam beberapa bahasa dan adanya peralatan modern. Meskipun dalam keterangannya tidak ada pelampung yang diberikan, pengalaman wisata ini tetap dianggap aman oleh dr. Aldridge.
Dalam konteks ini, penting untuk menekankan sejumlah faktor yang dapat memengaruhi keamanan wisata kapal selam di Laut Merah, antara lain:
- Inspeksi dan Pemeliharaan Kapal: Proses ini harus dilakukan secara rutin untuk memastikan keselamatan penumpang.
- Pelatihan Kru: Anggota kru harus memiliki pelatihan yang cukup untuk menghadapi situasi darurat.
- Standar Keselamatan: Implementasi standar keselamatan yang ketat untuk semua kendaraan wisata.
- Informasi kepada Penumpang: Penumpang harus diberikan informasi yang jelas tentang prosedur keselamatan.
- Sistem Peringatan Dini: Teknologi untuk mendeteksi bahaya di laut seperti pergeseran terumbu karang atau cuaca buruk.
Kota Hurghada sendiri merupakan destinasi wisata yang terkenal dengan pantainya yang indah dan kehidupan bawah lautnya yang kaya. Walaupun tragedi ini mengejutkan banyak pihak, diharapkan bahwa kejadian ini dapat memicu perbaikan yang diperlukan dalam industri pariwisata untuk memastikan keselamatan para pengunjung di masa depan. Penyelidikan lanjutan diharapkan akan memberikan penjelasan lebih jelas mengenai kejadian ini dan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencegah insiden serupa di kemudian hari.