Bisnis

China Hentikan Subsidi Energi Bersih setelah Lonjakan Permintaan

Beijing – Badan Perencanaan Ekonomi Tertinggi China, National Development and Reform Commission (NDRC), telah mengumumkan langkah-langkah untuk melakukan penyesuaian terhadap subsidi untuk proyek energi terbarukan. Pengumuman ini muncul setelah China mencatat lonjakan besar dalam instalasi energi surya dan angin. Dengan kapasitas terpasang energi surya yang mencapai hampir 887 gigawatt (GW), China sekarang memiliki lebih dari enam kali lipat kapasitas energi surya dibandingkan Amerika Serikat, berdasarkan data dari International Renewable Energy Agency (IRENA).

Lonjakan dalam instalasi energi terbarukan ini menunjukkan keberhasilan China dalam mencapai target penggunaan energi bersih pada tahun 2030, enam tahun lebih awal dari jadwal yang ditentukan. Penelitian ini dilakukan pada saat Presiden Donald Trump menarik Amerika Serikat dari perjanjian iklim Paris untuk kedua kalinya dan berkomitmen untuk mempermudah eksplorasi minyak dan gas. NDRC mengungkapkan bahwa kombinasi dukungan dan inovasi dalam teknologi telah memungkinkan China untuk memimpin dalam pengembangan energi bersih.

Dalam pernyataannya, NDRC menjelaskan bahwa kebijakan baru yang dikeluarkan bertujuan untuk menciptakan “perubahan yang berbasis pasar” dalam dorongan menuju proyek energi bersih. Di masa lalu, China menerapkan sistem yang menjamin harga bagi energi terbarukan yang dijual ke jaringan listrik, tetapi perubahan ini akan mengarah pada skema di mana proyek baru yang selesai setelah bulan Juni tahun ini akan menghadapi pembayaran berdasarkan “penawaran berbasis pasar”.

NDRC juga menginformasikan bahwa lebih dari 40% kapasitas total pembangkit energi ekonomi China kini berasal dari energi bersih. Meskipun subsidi untuk proyek baru mungkin berkurang, badan tersebut memperkirakan tidak akan ada dampak pada harga listrik untuk konsumen rumah tangga dan pertanian. Selain itu, harga listrik untuk operasional industri dan komersial diharapkan tetap “kira-kira sama” setelah kebijakan baru diterapkan.

Di sisi lain, perubahan ini dapat memicu tantangan baru bagi industri solar China, di mana telah terjadi kelebihan kapasitas dibandingkan permintaan global. Situasi ini telah menyebabkan penurunan harga panel solar dan mengancam kebangkitan produsen kecil yang mungkin terpaksa gulung tikar akibat tekanan biaya. NDRC menegaskan bahwa mereka akan bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk mengimplementasikan rencana baru ini, meskipun rinciannya mengenai formula harga belum diumumkan.

Sebagai respons terhadap langkah-langkah ini, banyak pengamat industri menyampaikan kekhawatiran mengenai potensi dampak negatif terhadap investasi masa depan di sektor energi terbarukan. Dikatakan bahwa kurangnya subsidi dapat membatasi insentif bagi para investor untuk berinvestasi dalam teknologi energi bersih, terutama ketika pasar global masih beradaptasi pasca-pandemi.

Perubahan kebijakan ini akan memiliki implikasi panjang untuk masa depan energi bersih di China. Dengan ambisi negara yang terus berfokus pada pengurangan emisi karbon dan transisi ke energi terbarukan, pemerintah China perlu menemukan keseimbangan antara pengurangan subsidi dan kelangsungan investasi dalam sektor yang semakin kritis ini.

Menarik untuk dicatat, langkah ini diambil di tengah momen penting dalam upaya global untuk menangani perubahan iklim. Pemotongan subsidi ini berpotensi menjadi indikator perubahan arah strategi investasi energi terbarukan di negara-negara besar lainnya. China, sebagai salah satu penghasil emisi terbesar di dunia, akan terus menjadi pusat perhatian karena menjadi pelopor dalam energi terbarukan, dan perubahan kebijakan ini akan menguji komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan di masa depan.

Sementara itu, para pelaku industri menantikan rincian lebih lanjut mengenai kebijakan baru ini dan dampaknya terhadap pasar energi terbarukan di China. Perubahan mendasar dalam cara subsidi energi terbarukan dikelola dapat membawa dinamika baru dalam kompetisi industri, dengan berbagai implikasi yang berpotensi luas bagi konsumen dan pengusaha di seluruh dunia.

Hendrawan adalah penulis di situs spadanews.id. Spada News adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi terbaru lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button