
Canva Inc. melanjutkan ekspansi layanan software desain kreatifnya dengan menguji rencana harga rendah di pasar emerging, setelah sukses memperoleh pelanggan yang sensitif terhadap harga di India. Langkah ini diharapkan dapat memperluas basis pengguna mereka yang saat ini semakin berkembang.
Setelah memperkenalkan rencana harian dengan harga 69 rupee (setara dengan $0.79) di India tahun lalu, Canva menyaksikan pertumbuhan yang signifikan di pasar keempat terbesar mereka berdasarkan jumlah pengguna. Rencana harga tersebut kini juga aktif di Indonesia, menjadikannya sebagai salah satu target utama bagi perusahaan. Chandrika Deb, manajer negara Canva untuk India, mengungkapkan bahwa perusahaan sedang menguji model harga rendah di berbagai pasar di Asia dan Amerika Latin.
Canva, yang berkantor pusat di Sydney, telah menjadi pesaing tangguh bagi perusahaan seperti Adobe Inc. Perusahaan ini memfokuskan upayanya untuk meraih pasar di wilayah-wilayah yang sedang tumbuh, dengan tujuan mendapatkan pelanggan baru yang pertama kali menggunakan suite perangkat lunak pengeditan foto, penerbitan, dan ilustrasi yang sangat populer di kalangan pengguna media sosial. Dalam pernyataannya, co-founder Cameron Adams menyebutkan bahwa perusahaan telah mencatatkan penjualan tahunan lebih dari $2,5 miliar dengan lebih dari 220 juta pengguna aktif bulanan dan lebih dari 24 juta pelanggan berbayar.
Dalam perjalanan mereka untuk memasuki pasar baru, Canva tidak hanya mencari pelanggan individu. Mereka juga menjalin kerja sama dengan pemerintah di negara-negara seperti Indonesia, Polandia, dan Filipina guna menyediakan sumber daya desain bagi pengguna lokal. Adams mengungkapkan niatnya untuk memperluas kemitraan serupa di India, yang memiliki populasi besar dan permintaan tinggi untuk alat desain.
Para eksekutif perusahaan menyatakan bahwa mereka tidak mengungkapkan secara spesifik mengenai profitabilitas atau jumlah staf dan pengguna di India. Namun, mereka menyampaikan bahwa pelanggan lokal mereka mencakup perusahaan teknologi besar, perusahaan rintisan, serta usaha kecil dan menengah. Mendeskripsikan hubungan mereka dengan pendidikan sebagai salah satu area yang sedang berkembang, Adams mengindikasikan bahwa penggunaan alat desain dalam sektor pendidikan di India meningkat pesat.
Berikut adalah beberapa poin penting mengenai strategi ekspansi Canva:
Rencana Harga Terjangkau: Pengujian model harga rendah di negara-negara berkembang bertujuan meningkatkan aksesibilitas bagi pengguna baru.
Dukungan Pemerintah: Canva telah menjalin kemitraan dengan berbagai pemerintah untuk menyediakan alat desain bagi pengguna lokal, yang diharapkan dapat meningkatkan adopsi produk mereka.
Target Pasar yang Luas: Dengan lebih dari 220 juta pengguna aktif bulanan, Canva berupaya menjangkau berbagai segmen pasar, dari pelajar hingga profesional.
Keuntungan yang Konsisten: Dengan catatan penjualan tahunan yang mengesankan, Canva sedang bersiap untuk langkah selanjutnya menuju penawaran umum perdana (IPO) yang mungkin akan terjadi di masa mendatang.
- Fokus pada Pendidikan: Adams menekankan pentinya memahami bagaimana pengguna di sektor pendidikan memanfaatkan Canva, untuk dapat menjangkau lebih banyak orang di pasar tersebut.
Dengan pertumbuhan yang terus berlanjut, Canva tidak hanya memantapkan posisinya sebagai salah satu alat desain terfavorit di kalangan pengguna media sosial, tetapi juga menunjukkan keseriusannya dalam menghadapi tantangan untuk memperluas jejaknya di pasar global. Upaya mereka untuk meningkatkan aksesibilitas melalui rencana harga terjangkau di pasar emerging menunjukkan ambisi besar untuk menjadi pemimpin di industri perangkat lunak desain.