Kesehatan

Cahaya Gadget: Efeknya dan Tips Mudah Mengurangi Paparannya

Di era digital saat ini, penggunaan perangkat elektronik seperti smartphone, tablet, dan laptop menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Namun, kurangnya kesadaran akan efek cahaya biru yang dipancarkan oleh perangkat-perangkat ini bisa berpotensi merugikan kesehatan mata. Cahaya biru merupakan bagian dari spektrum cahaya tampak dengan panjang gelombang antara 380 hingga 500 nanometer. Sumber utamanya adalah sinar matahari, namun dapat juga dihasilkan oleh lampu LED, layar monitor, dan perangkat lainnya.

Paparan berlebihan terhadap cahaya biru dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Menurut webmd.com, risiko pertama adalah ketegangan mata digital. Dampak ini sering dialami oleh orang yang menghabiskan waktu lama di depan layar. Ketiga gejala ini meliputi ketidaknyamanan, penglihatan kabur, dan sakit kepala. Selain itu, ada bukti yang menunjukkan bahwa paparan cahaya biru dapat merusak retina, yang dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya degenerasi makula, penyakit serius yang dapat mengakibatkan kebutaan.

Selain dampak pada kesehatan mata, cahaya biru juga dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh. Ketika terpapar cahaya biru pada malam hari, produksi melatonin—hormon yang bertanggung jawab untuk mengatur siklus tidur–dapat terhambat. Penelitian menunjukkan bahwa mematikan perangkat digital setidaknya tiga jam sebelum tidur dapat meningkatkan kualitas tidur. Paparan cahaya biru di malam hari juga telah dihubungkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara dan prostat, terutama pada individu yang bekerja secara shift malam.

Namun, bukan berarti cahaya biru selalu berdampak negatif. Dilansir dari healthline.com, cahaya biru juga memiliki manfaat tertentu, seperti meningkatkan kewaspadaan, memori, dan fungsi kognitif. Paparan cahaya biru di pagi hari bahkan dapat membantu mengurangi gejala depresi musiman (seasonal affective disorder – SAD). Meskipun begitu, penting untuk membatasi paparan cahaya biru, terutama pada malam hari.

Untuk mengurangi efek negatif dari cahaya biru, pengguna teknologi dapat melakukan beberapa langkah pencegahan. Berikut adalah cara-cara yang dapat dilakukan:

  1. Gunakan lampu redup: Saat malam hari, gunakan lampu merah yang redup untuk penerangan. Jenis cahaya ini tidak mengganggu ritme sirkadian dan tidak menghambat produksi melatonin.

  2. Batasi waktu layar: Hindari melihat layar yang terang dua hingga tiga jam sebelum tidur. Menetapkan waktu bebas teknologi sebelum tidur dapat membantu mempersiapkan tubuh untuk beristirahat.

  3. Kenakan kacamata pemblokir cahaya biru: Bagi mereka yang sering menggunakan perangkat elektronik di malam hari atau bekerja pada shift malam, kacamata yang dirancang untuk memblokir cahaya biru dapat menjadi pilihan yang baik. Selain itu, aplikasi yang menyaring panjang gelombang biru atau hijau juga tersedia di berbagai perangkat.

  4. Paparkan diri pada cahaya terang di siang hari: Melibatkan diri pada cahaya alami di siang hari dapat meningkatkan kualitas tidur di malam hari dan juga membantu suasana hati serta kewaspadaan di siang hari.

  5. Atur pengaturan perangkat: Banyak perangkat saat ini dilengkapi dengan mode malam yang mengurangi emisi cahaya biru. Memanfaatkan fitur ini dapat membantu mengurangi dampak buruk pada mata.

Melalui langkah-langkah ini, individu dapat mengurangi dampak negatif dari cahaya biru tanpa harus menyingkirkan teknologi dari kehidupan mereka. Kesadaran akan efek cahaya biru dan penerapan cara mengurangi paparannya menjadi penting di zaman modern ini untuk menjaga kesehatan mata dan kualitas tidur yang lebih baik.

Hendrawan adalah penulis di situs spadanews.id. Spada News adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi terbaru lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button