Bursa Kripto Rusia yang Disanksi Hentikan Layanan, Tether Blokir Dompet

Garantex, bursa cryptocurrency yang berbasis di Rusia, mengumumkan penangguhan operasionalnya setelah dompet digital yang menyimpan lebih dari 2,5 miliar rubel ($28 juta) pada platform mereka diblokir oleh Tether, sebuah stablecoin terkemuka. Keputusan ini diumumkan melalui saluran Telegram resmi Garantex pada hari Kamis, beberapa hari setelah mereka dikenakan sanksi oleh Uni Eropa sebagai bagian dari respons terhadap konflik yang sedang berlangsung di Ukraina.

Sanksi EU ini merupakan paket ke-16 yang dijatuhkan terhadap Rusia, di mana Garantex dituduh memiliki keterkaitan erat dengan bank-bank Rusia yang juga dikenakan sanksi. Bursa tersebut dituduh bertindak sebagai perantara dalam upaya untuk menghindari sanksi yang telah diberlakukan. Tether, yang merupakan salah satu stablecoin yang paling banyak digunakan di seluruh dunia, merespons dengan memblokir akses ke dompet digital di platform Garantex, yang membuat bursa itu terpaksa menghentikan semua layanan, termasuk penarikan cryptocurrency.

Dalam pernyataan resminya, Garantex memberikan sinyal bahwa mereka berjuang untuk kembali beroperasi. “Kami memiliki berita buruk,” kata Garantex dalam pesan Telegram. “Tether telah memasuki perang terhadap pasar cryptocurrency Rusia.” Meskipun Tether belum memberikan tanggapan resmi terkait situasi ini, dampak sanksi ini terasa besar di kalangan pengguna dan investor yang mengandalkan bursa tersebut untuk transaksi digital mereka.

Kondisi ini muncul di saat banyak warga Rusia beralih ke cryptocurrency sebagai alternatif untuk memindahkan uang ke luar negeri, terutama setelah akses mereka terhadap dolar AS dibatasi dan mereka terputus dari jaringan pembayaran global SWIFT. Beberapa bisnis bahkan telah diizinkan untuk menggunakan cryptocurrency dalam perdagangan internasional sebagai upaya untuk tetap beroperasi di tengah sanksi yang ketat.

Di sisi lain, regulasi tentang penggunaan cryptocurrency di Rusia juga menimbulkan berbagai komentar dari pejabat setempat. Anton Gorelkin, seorang anggota dewan dari Rusia, mengecam tindakan negara-negara Barat sebagai politis dan menyampaikan bahwa tekanan terhadap infrastruktur cryptocurrency Rusia tidak akan berhenti di sini. Gorelkin juga menyampaikan rasa simpatinya kepada para investor yang tidak memahami risiko tersebut. “Namun, penting untuk diakui bahwa tidak mungkin untuk sepenuhnya memblokir pasar ini untuk Rusia,” ujarnya. “Cryptocurrency akan tetap menjadi salah satu alat yang paling efektif untuk menghindari sanksi, meskipun USDT mungkin telah keluar dari daftar itu.”

Dalam konteks yang lebih luas, situasi di Garantex menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh bursa cryptocurrency di tengah krisis geopolitik dan sanksi internasional yang semakin ketat. Dengan Tether yang bergerak melawan bursa tersebut, banyak pihak kini bertanya-tanya tentang masa depan cryptocurrency di Rusia dan bagaimana pasar ini akan beradaptasi dengan tantangan yang ada.

Sebagai catatan tambahan, penting untuk dicatat bahwa Tether telah menjadi target sanksi karena kekuatannya yang besar di pasar cryptocurrency global. Blokade terhadap dompet Garantex menegaskan kembali posisi Tether yang berupaya mengurangi penyalahgunaan stablecoin dalam aktivitas yang dianggap melanggar hukum oleh negara-negara Barat. Ini menciptakan gelombang pertanyaan baru mengenai sejauh mana pengaruh sanksi internasional dapat mengubah lanskap cryptocurrency di negara-negara yang terkena dampak sanksi. Keterkaitan antara politik dan teknologi finansial kini semakin jelas terlihat, menjadikan keadaan ini sebagai perkembangan yang harus diperhatikan secara cermat oleh para pelaku di industri ini.

Berita Terkait

Back to top button