
PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menetapkan target ambisius untuk memperoleh izin kegiatan usaha bank emas atau bullion bank pada tahun ini. Menurut Direktur Sales & Distribution BRIS, Anton Sukarna, bank syariah tersebut sedang mempersiapkan izin untuk meluncurkan layanan simpanan dan pembiayaan emas, setelah sebelumnya memperoleh izin untuk perdagangan dan penitipan emas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Februari 2025.
Dalam sebuah media briefing di Jakarta, Anton menjelaskan bahwa meskipun izin untuk layanan perdagangan dan penitipan emas telah didapat, pengembangan produk baru seperti simpanan dan pembiayaan emas tetap memerlukan kajian yang mendalam. “Kami usahakan mungkin di tahun ini juga,” ujarnya. Namun, Anton menegaskan bahwa tidak semua produk akan diluncurkan bersamaan. Proses persiapan meliputi beberapa aspek penting, termasuk:
- Risk Assessment Criteria: Mengidentifikasi dan menilai potensi risiko yang mungkin muncul dalam pengoperasian produk.
- Perancangan Model Bisnis: Menciptakan struktur bisnis yang mendukung keberadaan layanan baru.
- Model Operasional: Menyusun cara kerja dan prosedur yang jelas untuk setiap layanan.
- Sistem Internal: Memastikan adanya sistem pencatatan dan pencadangan yang berkaitan dengan kemungkinan risiko operasional.
Selain itu, BRIS menunggu persetujuan dari OJK untuk memulai dua layanan ini. Berdasarkan Peraturan OJK No 14/2024, kegiatan usaha bulion di Indonesia terdiri dari beberapa bidang, antara lain simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan emas, dan penitipan emas.
Dalam pengembangan bisnis, BSI akan fokus pada tiga layanan utama:
- BSI Emas Digital: Memungkinkan nasabah untuk melakukan jual-beli dan penitipan emas secara digital melalui aplikasi BYOND by BSI.
- BSI Gold: Menawarkan kemudahan dalam membeli emas fisik baik secara tunai maupun cicil dengan harga yang kompetitif.
- BSI ATM Emas: Memfasilitasi nasabah untuk mencetak emas secara langsung di pusat maupun cabang BSI, yang menjadi inovasi pertama di Indonesia dalam sektor bank emas.
Anton juga menyebutkan bahwa jumlah nasabah BSI mencapai 21 juta, dengan sekitar 8 juta pengguna super app BYOND, yang memberikan potensi besar bagi pengembangan produk ini. “Kami memiliki lebih dari 600 tenaga profesional penaksir emas yang siap mendukung layanan ini, dan rencananya akan ada sekitar 50 BSI ATM Emas yang beroperasi,” tambahnya.
Optimisme yang ditunjukkan BRIS terlihat dari komitmen untuk menghadirkan layanan yang tepat waktu dan sesuai dengan kebutuhan nasabah di era digital saat ini. Dengan demikian, bank syariah ini berusaha tidak hanya untuk memperluas pangsa pasar, tetapi juga untuk memberikan alternatif investasi yang aman dan menguntungkan bagi masyarakat melalui layanan simpanan dan pembiayaan emas.
Sebagai bagian dari strategi jangka panjang, BSI berharap dapat menarik minat lebih banyak nasabah di sektor emas, dan memposisikan diri sebagai salah satu pemain utama dalam industri bulion di Indonesia. Dengan langkah-langkah yang tengah dipersiapkan, BRIS optimis layanan ini akan segera hadir dan memberikan nilai lebih bagi para nasabahnya.