
PT Asuransi BRI Indonesia atau BRI Insurance mencatatkan prestasi yang menggembirakan pada kuartal I tahun 2025, dengan total premi bruto sebesar Rp1,145 triliun. Angka ini menunjukkan pertumbuhan sekitar 5% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, 2024. Hal ini menjadi pencapaian berharga bagi perusahaan yang telah beroperasi selama 36 tahun ini.
Direktur Teknik PT BRI Insurance, Ade Zulfikar, mengungkapkan bahwa untuk tahun ini, perusahaan menargetkan total premi bruto mencapai Rp4,5 triliun. Capaian kuartal I 2025 dinilai lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan industri asuransi yang mengalami kontraksi. “Dari premi bruto, sementara industri mengalami kontraksi, kami tetap tumbuh,” kata Ade, yang dikutip dari Spada News pada 17 April 2025.
Dalam periode Januari hingga Maret 2025, BRI Insurance juga melaporkan laba setelah pajak sebesar Rp181 miliar. Ini menunjukkan kinerja finansial yang solid di tengah tantangan yang dihadapi industri asuransi secara keseluruhan.
Pencapaian ini semakin istimewa mengingat BRI Insurance baru saja merayakan hari jadinya yang ke-36 pada tanggal 17 April 2025. Ade menjelaskan bahwa hasil positif yang diraih pada kuartal I kali ini melanjutkan tren pertumbuhan yang sudah dimulai pada akhir tahun 2024. Pada akhir 2024, premi bruto BRI Insurance tercatat sebesar Rp3,9 triliun, meningkat 18% dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp3,3 triliun.
Menariknya, meskipun banyak perusahaan asuransi lain mengalami penurunan, BRI Insurance berhasil mempertahankan pertumbuhannya. Ade menegaskan, “Naik kurang lebih sekitar 18%, sementara rata-rata pertumbuhan industri negatif di tahun 2024.”
Dari perspektif profitabilitas, BRI Insurance juga mencatatkan laba yang menggembirakan. Pada akhir tahun 2023, laba setelah pajak tercatat sebesar Rp483 miliar, lalu melesat sekitar 45% pada tahun berikutnya menjadi Rp702 miliar. Keberhasilan ini dihasilkan dari hasil underwriting yang selalu dijaga berada di atas rata-rata industri. “Hasil underwriting kami di atas 30%, sementara rata-rata industri di bawah 20%. Tahun lalu kami 33%, dan di 2024 serta 2023 kami menjaga di antara 33% sampai 35%,” jelas Ade.
Di samping itu, profit BRI Insurance juga didukung oleh pertumbuhan hasil investasi, meskipun kontribusinya dinilai tidak signifikan karena nilai investasi yang relatif kecil, berkisar antara Rp2 triliun hingga Rp3 triliun.
Dari segi kesehatan finansial, perusahaan tetap menjaga angka Risk Based Capital (RBC) di atas 300%. Angka ini jauh di atas ambang batas yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang hanya sebesar 120%. Ade memastikan, “Rasio kecukupan investasi kami juga dijaga sesuai ketentuan OJK.”
Keberhasilan BRI Insurance pada kuartal I 2025 ini menunjukkan komitmen perusahaan untuk terus tumbuh meskipun dalam situasi yang penuh tantangan di sektor asuransi. Dengan pendekatan yang terukur dan kebijakan risiko yang disiplin, BRI Insurance tampaknya siap untuk menghadapi berbagai tantangan yang datang dan terus menambah porsi pasar di industri asuransi Indonesia. Pencapaian ini tentunya dapat menjadi inspirasi bagi perusahaan asuransi lainnya untuk meningkatkan kinerja mereka di tengah dinamika pasar yang terus berubah. Hal ini juga menegaskan bahwa meskipun dalam keadaan sulit, dengan strategi yang tepat, keberhasilan tetap dapat diraih.