Biogen mengumumkan proyeksi keuntungan yang lebih rendah untuk tahun 2025 dibandingkan dengan tahun lalu dan harapan pasar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain majunya persaingan di pasar obat untuk pengobatan sklerosis multipel dan penguatan dolar AS. Saham Biogen mengalami penurunan sebesar 3,7% dalam perdagangan pre-market setelah menyusut lebih dari 40% dari nilai mereka tahun lalu. Saat ini, kapitalisasi pasar perusahaan tersebut mencapai sekitar 20 miliar dolar AS.
Persaingan yang ketat di antara produk obat sklerosis multipel menjadi tantangan besar bagi Biogen. Dalam laporan terbaru, perusahaan ini mengisyaratkan bahwa mereka memperkirakan pendapatan tahun 2025 akan turun sebesar persentase satu digit menengah dibandingkan dengan level tahun 2024, tanpa memperhitungkan dampak fluktuasi mata uang. CEO Biogen, Christopher Viehbacher, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala Sanofi, menyatakan, “Disiplin finansial kami telah memungkinkan restrukturisasi biaya operasi dengan pengalihan sumber daya ke arah penggerak pertumbuhan potensial di masa depan.”
Sementara itu, dalam laporan keuangan untuk kuartal terakhir tahun 2024, Biogen berhasil melebihi ekspektasi laba, yang didorong oleh permintaan yang lebih baik dari perkiraan untuk obat spinal muscular atrophy, Spinraza. Di kuartal terakhir yang berakhir tanggal 31 Desember, Biogen mencatat laba sebesar 3,44 dolar AS per saham, melebihi estimasi sebelumnya yang hanya 3,35 dolar AS per saham. Total pendapatan perusahaan meningkat sekitar 3% menjadi 2,46 miliar dolar AS, sementara analis memprediksi penjualan kuartal keempat sebesar 2,41 miliar dolar AS.
Meski demikian, penjualan keseluruhan obat sklerosis multipel, termasuk produk-produk pemimpin pasar seperti Tecfidera dan Tysabri, menunjukkan penurunan sebesar 8%, mencapai 1,07 miliar dolar AS. Hal ini mencerminkan tantangan yang dihadapi Biogen untuk tetap kompetitif di tengah inovasi produk dari pesaing.
Dalam upaya memitigasi masalah ini, Biogen terus menjalankan strategi penghematan biaya senilai 1 miliar dolar AS yang diimplementasikan oleh Viehbacher sejak ia diangkat menjadi CEO. Selain itu, perusahaan melakukan akuisisi Reata Pharmaceuticals senilai 6,5 miliar dolar AS pada tahun 2023, bertujuan untuk memperkuat portofoliotnya dan menjajaki peluang pertumbuhan baru.
Dengan proyeksi laba tahun 2025 yang diharapkan berada antara 15,25 hingga 16,25 dolar AS per saham, analisis menunjukkan bahwa angka ini lebih rendah dibandingkan dengan laba per saham sebesar 16,47 dolar AS yang dicatat pada tahun 2024. Analis juga memprediksi laba untuk tahun 2025 akan berada di angka 16,34 dolar AS per saham. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada sejumlah pertumbuhan di beberapa area, perusahaan harus menghadapi kenyataan bahwa mereka sedang berada di tengah perubahan pasar yang signifikan dan kompetitif.
Tantangan yang dihadapi Biogen mencakup respons pasar terhadap peluncuran obat Leqembi, yang dikembangkan untuk pengobatan penyakit Alzheimer dan dipasarkan bersama dengan perusahaan Jepang, Eisai. Dilaporkan bahwa peluncuran yang lambat di Amerika Serikat memperburuk kekhawatiran investor mengenai lonjakan penjualan obat-obatan mereka untuk sklerosis multipel.
Dalam konteks yang lebih luas, situasi ini menjadi pengingat akan dinamika industri farmasi yang cepat berubah, di mana inovasi dan kompetisi secara langsung dapat mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Biogen, yang beranjak dari posisi kuat beberapa tahun lalu, kini harus beradaptasi untuk tetap relevan dan berkelanjutan di pasar yang kompetitif, memprioritaskan pengembangan produk dan efisiensi operasional untuk meraih kesempatan yang ada di depan.