
PT Bank Panin Tbk. (PNBN) mencatatkan laba bersih setelah pajak konsolidasi sebesar Rp2,87 triliun untuk tahun 2024. Angka ini menunjukkan penurunan 4,62% dibandingkan tahun sebelumnya, di mana laba bersih Bank Panin tercatat sebesar Rp3,01 triliun. Penurunan laba bersih ini sebagian besar disebabkan oleh upaya perseroan dalam membentuk cadangan untuk meningkatkan kualitas portofolio kredit.
Dalam siaran pers yang disampaikan oleh Presiden Direktur Bank Panin, Herwidayatmo, pada Rabu (26/2/2025), dijelaskan bahwa biaya cadangan yang dibukukan sepanjang tahun mencapai Rp1,68 triliun. Angka ini lebih rendah dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp2,77 triliun. “Kami tetap fokus menjaga kebutuhan cadangan guna mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit di masa mendatang,” ungkap Herwidayatmo.
Selama tahun 2024, total penyaluran kredit oleh Bank Panin tercatat sebesar Rp148,90 triliun, dengan pertumbuhan yang terbatas yakni hanya 0,27% secara tahunan. Herwidayatmo menyebutkan, kualitas kredit perusahaan dikelola dengan baik melalui penerapan prosedur penilaian risiko yang hati-hati dan teliti. Hal ini berkontribusi pada penurunan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) dari 3,09% pada tahun sebelumnya menjadi 3,05%. Sementara itu, NPL net perseroan berada pada level 0,90%.
Pertumbuhan aset Bank Panin juga mengalami peningkatan signifikan, dengan total aset mencapai Rp243,96 triliun, tumbuh sebesar 9,89% YoY. Herwidayatmo menjelaskan bahwa pertumbuhan aset ini didorong oleh kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang naik 4,92% menjadi Rp152,37 triliun. Peningkatan modal perseroan juga terlihat, di mana tumbuh 5,27% dan kini mencapai Rp52,32 triliun dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) berada pada level yang sehat, yaitu 34,54%.
Adapun strategi investasi yang diterapkan Bank Panin menyasar pada instrumen yang lebih aman, seperti Surat Utang Negara (SUN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), yang tumbuh signifikan hingga 59,67% menjadi Rp62,29 triliun. Hal ini mencerminkan sikap kehati-hatian perseroan dalam mengelola dan memilih instrumen investasi, demi menjaga stabilitas keuangan dan likuiditas.
Dalam hal likuiditas, Bank Panin menunjukkan posisi yang baik, terlihat dari peningkatan DPK serta penerbitan obligasi sebagai sumber pendanaan jangka panjang. Pada tahun 2024, Bank Panin berhasil menyelesaikan penerbitan dua seri Obligasi Berkelanjutan dan satu seri Obligasi Subordinasi Berkelanjutan, dengan total nominal mencapai Rp4,01 triliun.
Bank Panin berkomitmen untuk terus mendorong pemulihan kredit yang telah direstrukturisasi agar kembali normal. Upaya ini juga dimaksudkan untuk membawa kualitas portofolio kredit kembali ke jalur positif. Selain itu, perseroan akan terus menajamkan fokus pada pengelolaan risiko yang lebih ketat untuk meminimalisir potensi kerugian di masa depan.
Dengan hasil kinerja yang diraih pada tahun 2024, Bank Panin menunjukkan daya tahan yang kuat dalam menghadapi tantangan ekonomi yang dinamis. Terlepas dari turunnya laba bersih, langkah-langkah proaktif dalam pengelolaan risiko dan perbaikan kualitas kredit menunjukkan bahwa Bank Panin tetap pada jalur yang tepat untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang.