
Alphabet Inc., perusahaan induk Google, mengalami penurunan saham pada perdagangan pra-pasar setelah pertumbuhan yang lebih lambat dalam bisnis cloud-nya memberikan dampak pada pendapatan yang lebih rendah dari yang diharapkan untuk kuartal keempat. Berdasarkan laporan yang dirilis pada hari Selasa, total penjualan Alphabet, tidak termasuk pembayaran kepada mitra, mencapai $81,6 miliar. Angka tersebut masih di bawah proyeksi analis yang memperkirakan pendapatan mencapai $82,8 miliar.
Dalam panggilan dengan para investor, CEO Alphabet, Sundar Pichai, mengungkapkan bahwa perusahaan berencana untuk menggelontorkan modal hingga $75 miliar pada tahun 2025, jauh melampaui ekspektasi analis yang hanya $57,9 miliar. Pichai menyatakan bahwa investasi ini “langsung mendorong pendapatan” dengan membantu pelanggan mereka. Meskipun demikian, kinerja unit cloud Google tetap menjadi sorotan, dengan penjualan sekitar $12 miliar selama periode yang berakhir pada 31 Desember, tidak memenuhi ekspektasi pasar.
Dalam konteks pertumbuhan AI yang pesat, Pichai mencatat bahwa banyak startup kini menjadi pelanggan Google Cloud, yang membutuhkan lebih banyak daya komputasi. Namun, pertumbuhan tidak secepat yang diperkirakan. Google Cloud masih tertinggal di belakang Amazon.com Inc. dan Microsoft Corp. Untuk mempertahankan permintaan pelanggan yang terus meningkat, Pichai menegaskan perlunya investasi lebih lanjut di sektor cloud.
Saham Alphabet terjun hampir 7% dalam perdagangan pra-pasar pada Rabu lalu setelah menutup perdagangan di $206,38 di New York. Meskipun saham tersebut telah naik sebesar 9% sepanjang tahun ini, para investor mendesak Alphabet untuk menunjukkan bahwa perusahaan mampu mempertahankan momentum di semua lini bisnisnya, terutama di tengah pengeluaran besar pada pengembangan AI dan meningkatnya kompetisi di pasar tersebut. Dalam konteks ini, munculnya startup AI asal China, DeepSeek, yang mengumumkan model AI yang kuat dengan biaya lebih rendah dibandingkan saingan AS, turut menimbulkan kekhawatiran.
Kritik terhadap kemampuan Alphabet untuk bersaing di pasar AI semakin meningkat, terutama setelah DeepSeek secara terbuka mengumumkan bahwa model mereka dapat digunakan secara gratis, berbeda dengan model Google yang berbayar. Evelyn Mitchell-Wolf, analis senior di Emarketer, memperingatkan bahwa keunggulan Google dalam AI dan mesin pencari bisa “secara signifikan tergerus” dalam waktu dekat.
Menurut Dan Morgan, manajer portofolio senior di Synovus Trust, perusahaan teknologi seperti Google kini berada di bawah tekanan yang lebih besar untuk membuktikan bagaimana investasi mereka di AI menghasilkan keuntungan yang nyata. “Hasil terbesar dari booming AI mungkin tidak akan didapat oleh perusahaan seperti Google, tetapi oleh perusahaan yang berspesialisasi dalam chip,” ungkap Morgan. Ia menambahkan, “Anda tidak ingin menjadi orang yang menambang emas; Anda ingin menjadi orang yang menjual alatnya.”
Meskipun sektor usaha yang mengandalkan inovasi dan teknologi dihadapkan pada tantangan, terdapat beberapa kabar baik bagi Alphabet. Pendapatan dari iklan pencarian mencapai $54 miliar, sedikit lebih tinggi dari proyeksi analis. YouTube juga melaporkan pendapatan $10,5 miliar, melebihi estimasi sebelumnya. Di sisi lain, “Other Bets,” lini bisnis futuristik Alphabet yang mencakup unit sains kehidupan Verily dan usaha mobil otonom Waymo, mencatatkan pendapatan $400 juta tetapi tidak memenuhi target sebesar $592 juta.
Pichai menjelaskan bahwa Waymo kini rata-rata melayani 150,000 perjalanan per minggu dan akan melakukan “perjalanan internasional pertama” ke Tokyo. Perusahaan tersebut sedang bekerja pada versi baru teknologi mengemudi Waymo yang bertujuan untuk memangkas biaya perangkat keras.
Kondisi saat ini menggambarkan sebuah tantangan sekaligus kesempatan bagi Alphabet untuk mengevaluasi kembali strateginya di tengah perkembangan teknologi cepat dan kompetisi yang semakin ketat. Apakah langkah-langkah yang diambil perusahaan akan cukup untuk menjaga posisinya di pasar merupakan pertanyaan penting yang akan terus diawasi oleh para investor dan analis industri.