Alfa Romeo Tetap Pertahankan Mesin Bensin Meski Era Elektrik Tiba

CEO Alfa Romeo, Santo Ficili, melalui sebuah unggahan di LinkedIn, mengumumkan bahwa model generasi berikutnya dari Stelvio dan Giulia akan dilengkapi dengan mesin hybrid, yang menandakan keterikatan perusahaan dengan mesin pembakaran internal di tengah pergeseran industri otomotif menuju elektrifikasi. Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan mengenai strategi perusahaan dalam memenuhi tuntutan pasar otomotif yang semakin lebih ramah lingkungan.

Dalam unggahannya, Ficili menjelaskan bahwa baik Stelvio maupun Giulia generasi baru akan menggunakan platform STLA Large yang dikembangkan oleh Stellantis. Rencananya, model-model ini akan diperkenalkan sebelum akhir tahun 2025. Keputusan ini menunjukkan bahwa meskipun Alfa Romeo memiliki rencana untuk meluncurkan kendaraan listrik sepenuhnya pada tahun 2027, sementara strategi terkini tampaknya lebih menekankan pada perpaduan antara sistem hybrid dan mesin bensin.

Pergeseran ini sejalan dengan tren yang terlihat di merek-merek lain di bawah payung Stellantis, seperti Dodge dan Jeep, yang juga berupaya menyeimbangkan adopsi teknologi kendaraan listrik dan tetap mempertahankan penggunaan platform multi-energi. Dengan kata lain, alih-alih mengandalkan sepenuhnya pada propulsi listrik, Alfa Romeo dan merek-merek lain memilih untuk menggunakan kombinasi mesin tradisional dengan sumber energi alternatif.

Berikut adalah beberapa poin penting yang berhasil dirangkum dari pengumuman Ficili:

  1. Penggunaan Platform STLA Large: Kedua model, Stelvio dan Giulia, akan dibangun di atas platform yang sama, memberikan keuntungan dari segi efisiensi produksi dan inovasi teknologi.

  2. Mesin Hybrid: Penambahan mesin hybrid menjadikan kedua model ini lebih fleksibel dalam memenuhi regulasi emisi yang semakin ketat, tanpa sepenuhnya meninggalkan mesin pembakaran dalam yang menjadi ciri khas Alfa Romeo.

  3. Desain yang Mungkin Berubah: Meskipun belum ada rincian pasti, Ficili mengindikasikan bahwa bentuk dari Giulia generasi berikutnya mungkin berbeda dari model saat ini, memberikan harapan akan desain yang lebih segar dan modern.

  4. Produksi di Italia: Kedua model baru ini akan diproduksi di Italia, yang merupakan markas besar Alfa Romeo dan menjunjung tinggi nilai-nilai lokal serta warisan otomotif yang kaya.

Menyusul pengumuman ini, pertanyaan yang muncul adalah mengenai jenis mesin hybrid yang akan digunakan. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Alfa Romeo mungkin mempertimbangkan untuk menggunakan varian dari mesin keluarga Hurricane, atau mesin empat silinder Global Medium Engine (GME). Meski kecil kemungkinan mesin 1.3-liter MultiAir yang terdapat pada Tonale akan diadopsi, namun Alfa Romeo mungkin memiliki berbagai opsi untuk dipilih.

Sebagai tambahan, pemikiran bahwa Alfa Romeo tetap mempertahankan mesin bensin dalam kendaraan baru mereka membuka diskusi mengenai apakah keputusan ini merupakan langkah cerdas di tengah tekanan untuk beralih ke kendaraan listrik. Meskipun produsen otomotif di seluruh dunia berduyun-duyun menuju elektrifikasi, keberadaan mesin pembakaran internal masih dianggap sebagai perlindungan bagi perusahaan yang ingin menjaga identitas dan performa kendaraan mereka.

Ficili juga menekankan bahwa semua pertanyaan mengenai Stelvio akan terjawab saat model tersebut diperkenalkan pada tahun ini. Giulia diharapkan mengikuti dengan peluncuran segera setelahnya. Dengan strategi ini, Alfa Romeo berusaha menemukan keseimbangan antara inovasi yang ramah lingkungan dan tradisi panjang mereka dalam menciptakan kendaraan yang berperforma tinggi.

Dengan langkah ini, Alfa Romeo tampaknya berada di persimpangan antara warisan otomotif yang kuat dan masa depan yang lebih berkelanjutan. Ini menandakan bahwa meskipun industri otomotif global beralih ke elektrifikasi, Alfa Romeo tetap berkomitmen untuk menghadirkan performa dan pengalaman berkendara yang khas bagi para penggemarnya.

Berita Terkait

Back to top button