Petenis putri Indonesia, Aldila Sutjiadi, mengalami kebangkitan yang inspiratif setelah menghadapi tantangan kesehatan yang serius. Setelah menderita masalah pendengaran mendadak, Aldila kini bersiap untuk menjalani tur di Amerika Serikat yang sangat dinanti. Dalam percakapan dengan ANTARA di Jakarta, Aldila mengonfirmasi bahwa kondisi kesehatan dirinya sudah membaik dan ia berencana berangkat ke Amerika pada akhir minggu ini. “Kondisi sudah mendingan. Kemungkinan berangkat akhir minggu ini ke Amerika. Bakal ikut Indian Wells,” ujarnya.
Sebelum menghadapi kompetisi utama yang bergengsi, Aldila akan mengikuti turnamen federasi tenis internasional (ITF) sebagai pemanasan. Ini adalah langkah strategis untuk menyiapkan dirinya menjelang keikutsertaan di dua acara utama WTA, yakni Indian Wells yang dijadwalkan berlangsung pada 5-16 Maret dan Miami Open pada 22 Maret-3 April. Langkah ini juga merupakan upaya untuk membangun kembali performanya setelah absen di beberapa turnamen awal musim, termasuk Australian Open.
Aldila, yang saat ini berada di peringkat 44 dunia menurut catatan WTA, mengungkapkan pengalaman sulit yang dihadapinya akibat gangguan pendengaran yang dikenal sebagai “sudden deafness”. Masalah ini membuatnya harus menjalani perawatan intensif dan terapi yang cukup melelahkan. “Enggak tahu, tiba-tiba saja mendadak pendengarannya bermasalah. Dari situ kayaknya syaraf keseimbangan sama syaraf pendengarannya rusak,” ungkapnya. Meskipun sudah mendapatkan perawatan, Aldila mencatat bahwa pendengarannya masih belum pulih sepenuhnya.
Setelah dihadapkan pada kondisi tersebut, Aldila kembali berlatih di lapangan sekitar dua minggu lalu dengan penuh semangat. Kebangkitannya dari masa sulit ini menjadi inspirasi, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi penggemar dan atlet muda di Indonesia. Ketika ditanya mengenai persiapannya untuk tur Amerika Serikat, ia menuturkan, “Ke sana bakal ikut turnamen ITF dulu seminggu. Buat pemanasan, habis itu baru main Indian Wells.”
Dalam turnamen Indian Wells, Aldila akan berpasangan dengan Fanny Stollar dari Hungaria, yang merupakan mantan pasangan bermainnya, menambah nuansa nostalgia dalam persiapan ini. Momen ini akan menjadi dibuktikan sebagai kemampuan Aldila untuk bangkit kembali setelah tantangan tersebut.
Sebelum tantangan ini, Aldila juga mengalami cedera di pergelangan tangan yang memaksanya untuk mengakhiri musim 2022 lebih cepat. Tur China yang telah direncanakan harus terhenti di Ningbo Open pada akhir Oktober lalu, menghalanginya dari kesempatan untuk melanjutkan ke Guangzhou Open. Keputusan untuk berfokus pada pemulihan dan kembalinya ke lapangan adalah langkah penting bagi Athlet yang berusia 29 tahun ini.
Ketidakpastian mengenai kesehatan merupakan tantangan besar bagi seorang atlet profesional, namun Aldila menunjukkan ketahanan yang luar biasa. Kini, dengan semangat dan tekad yang diperbarui, ia siap untuk menghadapi tantangan berikutnya di lapangan tenis dunia.
Sebagai penutup, perjalanan Aldila Sutjiadi ke Amerika Serikat tidak hanya menjadi penanda kembalinya ke dalam kompetisi, tetapi juga sebuah simbol harapan dan ketahanan bagi banyak orang yang mengalami kesulitan. Dalam industri olahraga yang kompetitif, cerita Aldila adalah pengingat betapa pentingnya dukungan, kerja keras, dan semangat juang dalam menghadapi segala rintangan yang menghadang.
