Sains

88% Perusahaan RI Terjebak Kebingungan Hadapi Serangan Siber!

Sebanyak 88% perusahaan di Indonesia mengaku bingung menghadapi serangan siber, menurut laporan terbaru dari Cisco. Dalam riset bertajuk Cisco’s 2024 Cybersecurity Readiness Index, hanya 12% perusahaan yang menunjukkan tingkat kesiapan yang tinggi menghadapi ancaman siber. Hal ini menandakan bahwa sebagian besar perusahaan di tanah air masih memiliki kesenjangan signifikan dalam hal kesiapan menangkal serangan digital, yang kian meningkat seiring dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi.

Kondisi ini mencerminkan kebutuhan mendesak untuk memperkuat ketahanan sistem keamanan siber di seluruh sektor industri di Indonesia. Berbagai pelaku usaha, baik kecil maupun besar, mulai merasakan dampak nyata dari serangan siber, yang tidak hanya mengancam data perusahaan tetapi juga reputasi dan kelangsungan bisnis mereka. Dalam dunia yang semakin terkoneksi, keterampilan dalam menangani ancaman siber menjadi suatu keharusan untuk dipenuhi.

Dave West, President Cisco untuk Asia Pacific Japan and Greater China, menekankan pentingnya kolaborasi dalam meningkatkan kesiapan perusahaan menghadapi serangan siber. Cisco bekerja sama dengan Indosat, perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia, untuk menyediakan solusi keamanan yang lebih tangguh dan adaptif. Kolaborasi ini bertujuan untuk membangun infrastruktur keamanan siber yang dapat melindungi perusahaan dari berbagai jenis ancaman.

“Kolaborasi ini tidak hanya merevolusi lanskap keamanan siber nasional, tetapi juga memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia di tengah dinamika era digital yang terus berkembang,” ujar Dave dalam sebuah rilis pada 25 Februari 2025. Melalui kerja sama ini, Cisco dan Indosat mengembangkan rangkaian layanan keamanan, termasuk:

1. Firewall
2. Secure Service Edge (SSE)
3. Extended Detection and Response (XDR)
4. Multi-Factor Authentication (MFA)
5. Splunk untuk analisis data dan pemantauan ancaman

Dengan XDR, misalnya, pelanggan dapat melakukan pemantauan perangkat secara real-time untuk mendeteksi dan menanggapi ancaman siber secara efisien. Sistem ini memfasilitasi deteksi serangan tersembunyi yang berpotensi merugikan perusahaan, serta memastikan kelancaran operasional di era digital.

Selain solusi teknologi, Indosat juga berkomitmen untuk mengedukasi talenta muda melalui program pelatihan. Bersama Cisco, mereka meluncurkan Cisco Networking Academy yang telah melatih lebih dari 520.000 pelajar di Indonesia dalam keterampilan keamanan siber. Melalui program ini, diharapkan akan lahir generasi baru tenaga ahli yang siap menghadapi tantangan di dunia digital.

Vikram Sinha, Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison, menambahkan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk menghadirkan solusi keamanan yang cerdas dan inovatif. “Keamanan adalah prioritas utama bagi setiap perusahaan, dan kami berharap dengan kerja sama ini, pelaku usaha tidak hanya terlindungi tetapi juga merasa aman untuk berinovasi dan berkembang dalam era digital,” kata Sinha.

Acara peluncuran strategi keamanan ini juga mencakup pendirian experience center oleh Lintasarta, yang berfungsi sebagai ruang interaktif bagi pelanggan untuk menjelajahi berbagai kasus penggunaan teknologi keamanan yang ditawarkan. Ini akan memberikan mereka kesempatan untuk merasakan benefit dari solusi digital secara langsung.

Dalam menghadapi tantangan siber yang terus berkembang, perusahaan di Indonesia perlu segera memperbaiki tingkat kesiapan mereka. Sektor yang belum siap harus segera diidentifikasi dan dilengkapi dengan langkah-langkah proaktif untuk meningkatkan ketahanan siber. Sementara itu, kolaborasi antara penyedia solusi teknologi dan telekomunikasi seperti Cisco dan Indosat menjadi kunci untuk memperkuat pertahanan siber di Indonesia.

Hendrawan adalah penulis di situs spadanews.id. Spada News adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi terbaru lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button