Gadget

6 Fitur Absen di iPhone, Pengguna Hijrah ke Samsung dan Xiaomi!

Di tengah persaingan ketat di pasar smartphone, beberapa pengguna iPhone mulai beralih ke perangkat Android seperti Samsung dan Xiaomi. Fenomena ini tak lepas dari penghapusan enam fitur penting oleh Apple, yang dianggap memudahkan pengalaman pengguna. Hal ini terungkap dalam laporan dari Phone Arena yang mencatat bahwa banyak pengguna merasa dirugikan oleh langkah tersebut.

Salah satu fitur yang paling dikeluhkan adalah absennya tombol “kembali”. Banyak pengguna iPhone merasa kesulitan saat berusaha menavigasi aplikasi karena tidak adanya cara konsisten untuk kembali dari layar yang sedang digunakan. Dalam ekosistem Android, tombol ‘kembali’ menjadi fitur standar yang memudahkan transisi antarhalaman, sedangkan pengguna iPhone hanya memiliki opsi panah atau tombol “X” di pojok layar. Hal ini membuat cara berinteraksi dengan ponsel menjadi kurang intuitif.

Selanjutnya, biaya untuk akses cepat ke angka di keyboard di iPhone juga menjadi sorotan. Di smartphone Android, pengguna dapat dengan mudah mengakses simbol tambahan melalui penekanan lama pada huruf di papan ketik. Sebaliknya, pengguna iPhone terpaksa menggunakan aplikasi pihak ketiga untuk mendapatkan fitur yang sama, yang sering kali tidak seefektif rekan-rekan mereka di Android. Pengalaman mengetik ini, yang seharusnya sederhana dan cepat, menjadi hambatan bagi banyak pengguna.

Kemudian, dalam hal pengisian daya, iPhone mendapat sorotan tajam dari Phone Arena sebagai yang terburuk. iPhone 16 Pro dan Pro Max, contohnya, hanya mendukung pengisian daya kabel maksimal 25W. Kecepatan pengisian ini, jika dibandingkan dengan pesaing seperti Motorola Edge, yang dapat mengisi baterai dalam waktu singkat, jelas mengecewakan. Banyak pengguna mengharapkan pengisian lebih cepat, dan keterbatasan ini membuat mereka mempertimbangkan brand lain demi efisiensi.

Kecepatan refresh layar juga menjadi topik hangat. Hingga tahun 2025, iPhone tidak menawarkan model non-Pro dengan kecepatan refresh lebih tinggi dari 60Hz, sebuah standar yang sudah umum di smartphone lain. Pengguna yang menginginkan tampilan yang lebih halus dan responsif menganggap ini sebagai kerugian besar, terutama ketika harga produk Apple dapat mencapai angka tinggi.

Fitur pemindai sidik jari yang pernah ada sebelumnya kini tidak lagi disediakan. Meskipun Face ID menawarkan kemajuan dalam keamanan, banyak pengguna menganggap pemindai sidik jari masih relevan, terutama di situasi di mana pengenalan wajah tidak bekerja dengan baik, seperti saat mengenakan masker. Pengambilan keputusan Apple untuk menghilangkan fitur ini dinilai tidak mempertimbangkan kenyamanan pengguna dalam berbagai kondisi.

Terakhir, hilangnya fitur 3D Touch juga menjadi kehilangan besar bagi pengguna setia iPhone. Fitur ini memberikan cara baru dalam berinteraksi dengan aplikasi, namun dengan perubahan ke penekanan lama, banyak yang merasa interaksi menjadi kurang intuitif. Ini adalah salah satu fitur yang membuat iPhone menonjol dibandingkan dengan kompetitornya, sehingga absennya fitur ini menciptakan kerinduan bagi pengguna yang telah terbiasa dengan kemudahan yang ditawarkan.

Fenomena hijrah pengguna iPhone menuju smartphone Android menjadi tanggapan atas keputusan Apple yang dianggap kurang proaktif dalam menghadirkan fitur-fitur baru. Dengan banyaknya keluhan dan perubahan preferensi ini, Apple perlu mempertimbangkan kembali strateginya agar tetap relevan di pasar yang semakin kompetitif ini. Pengguna kini lebih peka terhadap fitur yang bisa menunjang produktivitas dan kenyamanan penggunaan sehari-hari, sehingga setiap pembaruan atau rilis terbaru harus benar-benar direncanakan dengan mempertimbangkan kebutuhan konsumen yang terus berkembang.

Hendrawan adalah penulis di situs spadanews.id. Spada News adalah portal berita yang menghadirkan berbagai informasi terbaru lintas kategori dengan gaya penyajian yang sederhana, akurat, cepat, dan terpercaya.

Berita Terkait

Back to top button