Walmart, raksasa retail global, terus bertransformasi untuk mempertahankan posisinya di pasar yang semakin kompetitif, terutama dengan kehadiran Amazon yang kian menguat. Dalam laporan pendapatan terkini, perusahaan ini menggarisbawahi tiga angka kunci yang menunjukkan bagaimana pertumbuhannya dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun investor menunjukkan ketidakpuasan atas proyeksi konservatif untuk tahun mendatang, data ini menegaskan bahwa Walmart telah berhasil beradaptasi dan berinovasi.
Pertama, total penjualan Walmart pada tahun lalu mencapai lebih dari $611 miliar. Angka ini menjadikannya sebagai perusahaan dengan penjualan tahunan tertinggi di dunia, bahkan melampaui Amazon. Dalam konteks pertumbuhan, Walmart mencatat peningkatan pendapatan lebih dari $121 miliar dalam empat tahun terakhir. Ini lebih besar daripada total pendapatan yang dicapai oleh Target, sekitar $107,5 miliar dalam satu tahun. Dalam hal ini, pertumbuhan Walmart sejak pandemi dapat diibaratkan dengan tambahan satu Target penuh dalam pendapatannya.
Namun, tantangan tetap ada di depan mata. Untuk pertama kalinya, Amazon berhasil mencatatkan pendapatan kuartal keempat yang lebih kuat daripada Walmart dan diproyeksikan akan mengambil alih posisi teratas dalam penjualan tahun ini. Amazon semakin intensif memanfaatkan teknologi seperti kecerdasan buatan dan layanan web, yang menjadi strategi kunci dalam memperkuat daya saingnya.
Selanjutnya, Walmart telah meluncurkan layanan pengiriman cepat yang membuat hampir sepertiga dari pembeli daring kini bersedia membayar biaya untuk pengiriman dalam jendela waktu satu hingga tiga jam. Ini adalah peningkatan yang signifikan, mengingat layanan ini baru diperkenalkan pada Maret lalu dan tidak ada pengguna yang memanfaatkan model ini sebelum itu.
Dengan memiliki lebih dari 4.600 toko di seluruh Amerika Serikat yang dekat dengan 93% rumah tangga, Walmart memiliki keunggulan logistik yang signifikan. CEO Doug McMillon menyatakan, “Jika saya bisa mengubah pandangan orang tentang kami, saya ingin mereka lebih mengenal berbagai pilihan yang kami tawarkan secara daring dan kecepatan pengiriman yang meningkat.”
Di sisi teknologi, Walmart tidak ingin tertinggal. Dalam langkah yang menunjukkan transformasi perusahaan menjadi lebih berbasis teknologi, mereka melaporkan bahwa asisten pengkodean berbasis kecerdasan buatan mereka telah membantu pengembang menghemat sekitar 4 juta jam kerja tahun lalu. Angka ini hampir nol setahun yang lalu, yang menunjukkan kemajuan yang cepat dalam mengadopsi teknologi modern untuk meningkatkan produktivitas.
Menurut McMillon, dengan meningkatnya produktivitas dan pengurangan waktu yang dihabiskan untuk tugas rutin, timnya dapat lebih fokus dalam mengembangkan alat yang mendukung pertumbuhan bisnis. “Semakin produktif kami, semakin cepat kami bergerak maju,” ungkapnya. Transformasi Walmart memperlihatkan bahwa mereka tidak hanya sekadar toko besar; mereka sedang mengubah diri menjadi perusahaan teknologi yang tangguh dengan pasar e-commerce yang berkembang, bisnis iklan yang semakin besar, serta rantai pasokan yang semakin otomatis.
Dalam menghadapi tantangan dari Amazon dan pemain lainnya, Walmart pada tahun 2025 diperkirakan akan menjadi entitas yang jauh lebih kompleks dan canggih daripada sekadar superstore yang dikenal sebelumnya. Dengan strategi dan inovasi yang terus berlanjut, Walmart berkomitmen untuk tidak hanya bertahan dalam persaingan, tetapi juga terus berkembang dan beradaptasi dengan kebutuhan pelanggan yang semakin berubah.